Pages

Wednesday, October 30, 2013

HIV/AIDS

HIV / AIDS
(Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome)

Virus merupakan organisme yang kecil, bahkan lebih kecil daripada bakteri yang bisa menyebabkan TBC atau Kolera. Virus dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, contoh kecilnya polio, campak, gondok, dan flu. Dan virus-virus ini dapat menyebar melalui batuk, bersin, ataupun sentuhan.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang berbeda dengan virus-virus lainnya. HIV tidak menyebar hanya dengan bersin, batuk ataupun sentuhan, dan sampai saat ini belum ditemukan adanya obat yang dapat menghilangkan virus ini dalam tubuh seorang penderita AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
Meski virus ini telah ditemukan sejak lama, tetapi masih banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana penularan virus ini terjadi, tanda-tanda yang ditimbulkan apabila terkena virus ini, maupun cara pencegahannya sehingga setiap tahunnya penderita HIV/AIDS atau ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) semakin meningkat.

HIV (Human Immunodeficiency Virus)
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah nama virus yang menyerang sel darah putih (sel CD4) di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. HIV juga termasuk golongan retrovirus karena hanya menyebar dalam cairan tubuh, seperti darah, cairan mani, cairan vagina, dan air susu ibu.
HIV ini menyerang sel CD4 dan kemudian menjadikannya sebagai tempat berkembangbiak, sehingga jumlah virus akan terus bertambah dan sistem kekebalan tubuh semakin menurun.

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome merupakan dampak dari perkembangbiakkan HIV dalam tubuh, yakni rusaknya jaringan sel darah putih (sel CD4) sehingga berbagai jenis penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Dan karena sistem kekebalan tubuh menjadi sangat lemah, penyakit yang semula penyakit ringan dan tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.

Sejarah dan Perkembangan HIV/AIDS
Mengenai sejarah awal HIV/AIDS, sebenarnya belum diketahui dengan jelas dari mana dan kapan penyakit ini muncul. Ada yang mengatakan bahwa penyakit ini muncul dari sekelompok homoseksual (gay) yang kemudian terus menyebar ke kelompok biseksual dan heteroseksual.
HIV ini ditemukan oleh Dr. Luc Montaigner dan rekan-rekannya dari Institute Pasteur Prancis. Mereka berhasil mengisolasi virus penyebab AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dalam tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang membengkak. Kemudian pada bulan Juli 1994 Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker National di Amerika Serikat menyatakan bahwa ia menemukan virus baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III. Kemudian ilmuwan lainnya, J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia namakan AIDS Related Virus (ARV). Dan pada akhir Mei 1986, Komisi Taksonomi Internasional sepakat menyebut nama virus AIDS ini dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Diperkirakan pada akhir tahun 1970-an penyakit ini sudah berkembang dan meluas di daerah Afrika, dan kasus HIV/AIDS pertama kali terjadi di Los Angeles pada tanggal 5 Juni 1981. Sedangkan secara resmi kasus AIDS di Indonesia pertama kali terjadi di Bali pada tahun 1987 pada seorang turis asing.

Penularan HIV/AIDS
Penyebaran HIV ini berbeda dengan penyebaran virus pada umumnya, yakni virus hanya menyebar dalam aliran darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Begitu pula dengan cara penularannya yang hanya melalui hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik, dan ibu hamil terhadap anak yang dikandungnya. Selain itu, kegiatan seperti berpelukan, berjabat tangan, batuk/bersin, pemakaian alat makan yang sama, gigitan nyamuk, ataupun berenang di kolam renang yang sama dengan penderita tidak akan menularkan HIV.
1.      Penularan melalui hubungan seksual
Penularan ini terjadi akibat hubungan seksual dengan orang yang terkena HIV ini terjadi karena adanya kontak cairan sperma dengan cairan vagina atau cairan sperma dengan darah (apabila melalui anus) ketika hubungan seksual berlangsung, sehingga memungkinkan bagi virus untuk menyebar luas.
2.      Penularan melalui transfusi darah
Penularan ini terjadi akibat transfusi darah, karena darah yang didonorkan telah terkena HIV. Namun pada kasus penularan melalui transfusi darah kemungkinan penularannya sangat kecil bahkan tergolong tidak beresiko, karena umumnya Palang Merah Indonesia (PMI), pihak Rumah Sakit, ataupun fasilitas kesehatan lainnya selalu melakukan pengecekan dan skrining HIV pada cairan darah sebelum ditransfusikan ke orang lain.
3.      Penularan melalui jarum suntik
Penularan ini terjadi akibat penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan salah seorang diantaranya terinfeksi HIV, sehingga virus akan dengan cepat menyebar melalui aliran darah. Begitu pula dengan penggunaan tindik, tato, pisau cukur, dan alat lainnya (yang tidak steril/telah tercemar oleh HIV) yang dapat menimbulkan luka pada tubuh sehingga terjadi kontak langsung dengan darah, maka kemungkinan besar orang tersebut akan tertular HIV.
4.      Penularan ibu hamil kepada anak yang dikandungnya
Penularan ini terjadi dari seorang ibu hamil yang merupakan HIV positif secara tidak langsung menularkan HIV kepada anaknya. Dan pada kenyataannya sekitar 90% dari semua bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu penderita HIV positif tertular HIV dari ibunya.
 Ada berbagai cara penularan HIV dari seorang ibu hamil kepada anaknya, diantaranya :
-     Antenatal yaitu melalui plasenta, saat bayi masih berada di dalam rahim.
-     Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina.
-     Postnatal yaitu melalui air susu ibu, setelah proses persalinan.

Tahapan Perubahan HIV/AIDS
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang menunjukkan seseorang telah terinfeksi HIV, karena keberadaan virus itu sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mencapai masa yang disebut full-blown AIDS, yakni 5-10 tahun. Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukkan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa terinfeksi HIV atau HIV positif.
Apabila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memerikasakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat terdeteksi adanya HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan karena tubuh membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi melalui tes darah tersebut. Masa ini dikenal sebagai window period (periode jendela).
Dalam masa ini, bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai HIV di dalam tubuhnya (walaupun belum dapat dideteksi melalui tes darah), ia sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain melalui cara penularan pada pembahasan sebelumnya.
Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah pada tahapan AIDS adalah :
-     Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat (kurang lebih enam bulan).
-     Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
-     Diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan)

Menyikapi Permasalahan HIV/AIDS dalam Masyarakat
Masyarakat tabu pada umumnya hanya tahu bahwa AIDS merupakan penyakit yang dapat menular, mereka tidak tahu bagaimana penyakit itu menularkan HIV ke orang lain. Dan karena mereka menganggap demikian, maka ketika ditemukan seorang yang terkena HIV di daerahnya, mereka bersegera menjauhi orang tersebut dan meminta ODHA agar dikarantina agar HIV tidak menyebar luas.
Anggapan mereka yang seperti inilah yang salah, mendiskriminasikan ODHA karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai HIV/AIDS, ataupun karena terlalu takut dengan penyakit ini.
Berbagai penyuluhan maupun pelatihan mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat luas semarak dilakukan di berbagai tempat. Hal ini sangat penting, berkenaan dengan hubungan antara ODHA dengan masyarakat sekitarnya. Dengan penyuluhan mengenai HIV/AIDS, masyarakat diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada ODHA, dengan tidak melakukan diskriminasi dan memberikan dukungan agar tetap bertahan hidup dan menjalani hidup layaknya manusia biasa.
Sedangkan bagi ODHA, diharapkan agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, menjaga kesehatan, menjauhi perilaku yang dapat menularkan HIV, mengikuti organisasi masyarakat, juga tetap melakukan terapi HIV/AIDS.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan materi mengenai HIV/AIDS diatas adalah bahwa HIV/AIDS merupakan jenis penyakit yang hanya menular apabila penderita melakukan hubungan seksual dengan orang lain, menggunakan jarum suntik secara bergantian atau terjadi kontak secara langsung antara benda yang telah tercemar HIV dengan darah, dan ibu hamil terhadap anak yang dikandungnya.
Meski belum ditemukan obat untuk menghilangkan HIV dalam tubuh, namun ada beberapa obat-obatan dan terapi yang dapat dijalani para penderita HIV/AIDS untuk menahan dan menghambat pertumbuhan virus dalam tubuh.


Selain upaya pengobatan, lingkungan masyarakatlah yang memberikan pengaruh yang sangat besar kepada ODHA. Sikap masyarakat yang memberikan dukungan dan tetap berinteraksi dengan ODHA memberikan dampak positif kepada ODHA itu sendiri, semangat hidupnya kembali, menjadi orang yang lebih baik, akan selalu ikut berpartisipasi pada kegiatan kemasyarakatan, dan sebagainya.



Sumber  :
·    Buku Panduan Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Sumedang Tahun 2012, "Materi Kesehatan Reproduksi Remaja", (Sumedang : BKBPP Sumedang, 2012), BAB HIV/AIDS ;

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About